Kapan anda mengetahui pribadi pasangan anda?



True Story
Ada seorang wanita dewasa yang datang bertemu saya dan meminta tolong untuk menentukan pilihan suaminya apakah sudah tepat karena mereka akan menikah dua bulan kedepan serta sudah membayar lunas sewa gedung dan katering.

Sebelum menjawab apa yang ditanyakan dan menjadi persoalan anda, saya ingin tahu dan mengenal anda serta pasangan andaApakah ini merupakan pernikahan pertama? Ia tampak duduk terdiam dan memandang keatas, lalu ia menjawab dengan suara perlahan serta singkat, “pernikahan yang ketiga”, jawabnya. Saya semakin penasaran, kemudian melanjutkan pertanyaan,: “Mengapa datang kepada saya justru di pernikahan ketiga?”
Ia mulai bercerita, bahwa ia pernah berpacaran selama 10 tahun, sedang
pernikahannya berjalan hanya 8 bulan, kemudian ia di usir oleh orang tuanya karena ia merupakan putra bungsu dari empat bersaudara dan wanita satu-satunya dari suku minang dan yang menjadi kesayangan orang tuanya, tetapi dengan perceraian ini orang tuanya merasa malu. Lalu ia mencari rumah tinggal di sebuah kontrakan dan meneruskan bekerja di suatu perusahaan yang tanpa disadari atasannya sudah mengetahui perceraiannya. Bapak ini memberanikan diri melamar dan mengajaknya untuk menikah. Ia baru tahu bahwa atasan ini seorang 'duda' bersama lima orang anak yang tinggal dengan ibunya......
Pada suatu hari yang telah disepakati untuk menikah itu tiba, maka mereka menikah untuk kedua kalinya, tiba-tiba kelima anaknya hadir dan ikut bergabung tinggal bersama ayah dan ibu barunya.
Selama perjalanan pernikahan ini lahirlah seorang anak pria. Beberapa tahun kemudian suami kedua ini meninggal dan saat itu juga  kelima orang anak dari suaminya  pergi meninggalkan ia tanpa pamit. Selain itu ia  membesarkan anak semata wayang sebaga " single parent ".
Sekitar dua tahun setelah kepergian suami  ia bertemu dengan seorang duda  "
handsome "  dengan latar belakang pendidikan sarjana lulusan universitas di luar negri. Hubungan berlanjut kearah serius, setahun kemudian ia dilamar untuk menikah. Setelah mendapat kepastian tanggal, bulan dan tahun pernikahan maka mereka bersepakat mencari gedung pesta dan akhirnya mendapatkan gedung pesta pilihan mereka berdua lalu segera membayar uang muka lebih awal untuk gedung dan  katering. Namun dua bulan sebelum hari H nya ia merasakan ada yg tidak beres dengan calon suaminya. Ppembicaraan dan berdiskusi  persiapan pernikahan tampak semakin tidak nyambung yang akhirnya ia merasa sakit kepala selama  sebulan. Kondisi inilah yang membuat ia ingin bertemu dengan saya. Oleh sebab itu ia dan pasangan harus melakukan 3 tahap pertemuan " Premarital Counseling ". Pada tahap pertama dilakukan wawancara ketat terhadap pasangan ini. Sejak awal pertemuan saya sudah  mengetahui kondisi pribadi pasangan, kemudian berlanjut ke tahap kedua yaitu melakukan tes kepribadian pada masing2. Tahap ketiga...menjelaskan hasil wawancara dan tes kepribadian masing-masing. Berdasarkan hasil konsultasi ini diharapkan mereka untuk berembuk serta berdiskusi lebih dulu apakah hubungan mereka akan dilanjutkan ke pernikahan.
Sepuluh hari setelah pertemuan terakhir, ibu ini bertemu kembali dengan saya dan menjelaskan keputusan yang diambil, yaitu bahwa mereka memutuskan  untuk berpisah secara baik-baik.
Apakah keputusan ini tepat? Saya menjawab  bahwa keputusan ini adalah tepat, saya berikan jawaban tersebut sambil membuka pikiran dengan memberi terapi kognitif behavior agar jelas alasan mengambil.keputusan tersebut.
Terakhir ibu ini menanyakan apakah " calon suami " saya menderita penyakit jiwa? Jawaban saya, sesuai hasil wawancara pertama, hasil tes kepribadian dan diskusi, dapat disimpulkan  bahwa pasangan ibu menderita skizophrenia.
Dari ceritera diatas, kita dapat mengetahui betapa pentingnya dan perlunya melakjkan konsultasi pranikah, agar calon pasangan dapat mengetahui kepribadian dan kondisi kejiwaan dari calon pasangan masing-masing.
Untuk itu Meudiraf Consulting siap membantu calon pasangan yang mempersiapkan diri untuk menikah.


Meudiraf Consulting
dr. Tjut Meura Salma Oebit, SpKJ
IG: meudiraf_consulting
Email: tmeura.edi@gmail.com
Mobile: +62 821 2251 4084

Komentar