TEMPER TANTRUMS PADA ANAK



Temper Tantrums yang dialami anak balita sering membuat orang tua kesal. Sebagian orang tua merasa bingung atau tidak tahu apa yang harus dilakukan bila menghadapi anak temper tantrums, dan bila hal ini dibiarkan terus sampai usia anak bertambah, maka orang tua akan kualahan menghadapinya.

Yang dimaksud temper tantrums (ngambeg/ledakan marah) yaitu bila anak marah dan ia melakukan sesuatu diluar batas kewajaran terhadap obyek yang membuat ia marah.

Temper tantrums merupakan bagian dari pertumbuhan anak. Semua anak bisa memiliki sifat ini, tergantung emosi anak saat itu dan pengaruh suasana psikologis yang dapat berubah menjadi kemarahan dan kebencian.
Pada beberapa studi dikatakan bahwa pada waktu bayi lahir, ia tidak memperlihatkan reaksi secara jelas dan dinyatakan sebagai emosional spesifik

Alasan Mengapa anak usia tertentu mengalami Temper Tantrums

  • Bila bayi mengalami ngompol, merasa kedinginan, maka ia akan menangis keras walaupun sebenarnya ia tidak tantrum. 
  • Merupakan cara agar orang dewasa, terutama ibu untuk dapat mengerti keinginannya, untuk menarik perhatian dalam mencapai keininannya diperhatikan.

    • Pada toddler, terjadi temper tantrums bila ia merasa lapar atau terlalu letih  bermain. Sebagian dari mereka belum mau berbicara banyak dan masih sulit meminta sesuatu kepada orang tua serta mengalami kesulitan dalam mengekspresikan tantrums.
    • Pada anak prasekolah, ia mulai belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Dapat berkomunikasi dengan orang lain cukup baik sehingga tantrums yang terjadi berkurang. Temper tantrums pada anak usia ini terjadi untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau kalau orang tua terlalu banyak mengatur atau melarang ini atau itu.
    • Pada anak usia sekolah, mereka lebih toleran dalam menghadapi permasalahan, kecuali ia sangat lapar atau terlalu letih maka ia mudah mengalami temper tantrums/ Walaupun ia sudah mampu menyelesaikan permasalahan, namun bila ia berhadapan dengan situasi sosial yang kompleks maka ia akan mengalami frustasi.  Pada usia ini anak mulai belajar bersosialisasi bersama teman-temannya. Temper tantrums pada usia ini biasanya terjadi secara mendadak karena anak mempunyai keterbatasan menyelesaikan masalah atau kesulitan mengekspresikan diri dengan kata-kata.
    • Pada anak usia sekolah yang agak besar ia mulai dapat mengenal dirinya sendiri saat menghadapi masalah dan belajar mengatasi temper tantrums




    Bagaimana Mengatasi Anak Temper Tantrums

    1. Bersikap tenang
    1. Tidak ada gunanya memberikan perlakuan fisik seperti menampar, memukul atau memaki anak.
    2. Tetap memberi kesan positif bagi anak dengan mengontrol diri dan emosi anda


    2. Gunakan waktu sesingkat mungkin sebelum bertindak


    • Dalam waktu 30 detik anda harus memutuskan langkah apa yang akan dilakukan untuk mengatasi temper tantrums
    • Ada 4 cara, yaitu:

    1. Mengalihkan perhatian anak 
    2. Memindahkan anak ketempat yang tenang 
    3. Mengabaikan temper tantrums dengan meneruskan pekerjaan anda diruangan yang sama dengan anak 
    4. Secara fisik anda dapat memegang tangannya agar tidak melukai diri sendiri/orang lain


    3. Menunggu anak sampai tenang kemudian mencoba membicarakan 

        masalah yang dihadapinya. 

        Secara praktis anak pra sekolah dan sekolah dapat berlatih: 

    • Bagaimana cara meminta tolong
    • Pergi ke tempat tenang
    • Berusaha mengerjakan sesuatu dengan berhasil
    • Bagaimana mengekspresikan marah dan emosi dengan kata-kata



    4. Menyenangkan hati dan meyakinkan dirinya bahwa anda 
        mencintai walaupun tidak mengerti temper tantrum yang terjadi
        pada dirinya.


    Bagaimana Usaha Anda untuk Mencegah Terjadinya Temper Tantrums
    1. Mempelajari Tantrums pada Anak; Kapan dan dimana Temper Tantums ini terjadi. Hal apa saja yang terjadi sebelum, selama dan sesudah tantrums. Berusaha mencari tahu situasi seperti apa yang membuat anak menjadi temper tantrums
    2. Menentukan dan membantu anak agar teratur dalam rutinitas sehari-hari, seperti jadwal tidur, makan, dsb.
    3. Memberi pilihan pada anak. Jangan mengatakan “maukah kamu tidur sebentar??” tetapi katakanlah “Ini saat yang tepat untuk kamu tidur”
    4. Mengambil keputusan secara hati-hati hal yang bertentangan dengan anda. Katakan “tidak” bila hal tersebut benar-benar penting untuk dilarang dan hindari perselisihan yang bersifat sepele.
    5. Memberi peringatan kepadanya beberapa menit sebelum anda mengakhiri pekerjaan. Katakanlah bahwa kami akan pergi dan kembali pulang dalam beberapa menit
    6. Melatih anak untuk melakukan dan menyelesaikan sesuatu yang ada dikepalanya. Anak-anak ingin kegiatan yang menantang dirinya, bukan menantang kegagalan yang mereka alami.


    Meudiraf Consulting
    dr. Tjut Meura Salma Oebit, SpKJ
    IG: meudiraf_consulting
    Email: tmeura.edi@gmail.com


    Mobile: +62 821 2251 4084

    Komentar