Mengenal Tentang Kesehatan Mental/Jiwa


Group Therapy
Pengetahuan tentang kesehatan jiwa telah berkembang dengan pesat dalam kurun waktu lebih dari dua decade terakhir. Melalui pengamatan sistematik, penelitian dan intervensi klinis telah berkembang pemahaman yang lebih mendalam terhadap beberapa faktor yang berpengaruh pada perkembangan dan perbedaan individual.
Pengetahuan ini telah meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan dan penatalaksanaan diri dalam usaha menciptakan dan memulihkan kondisi seperti yang diharapkan pada perkembangan dan kesehatan jiwa.
Manusia yang berhasil memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan baik dapat disebut manusia yang berpribadi seimbang atau manusia yang bermental sehat.
Para ahli dibidang ilmu jiwa menunjukkan bahwa memang ada beberapa cara untuk mendekati persoalan tersebut, antara lain: melihat persoalan ini dari sudut perbandingan kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan manusia dengan kemampuan dan kemauan mereka untuk memenuhinya.
Jadi, manusia dalam mencari kebahagiaan dapat dikatakan bila seseorang memiliki kemampuan, ketrampilan dan kesempatan untuk memenuhi kebutuhannya dibidang jasmani (misal: makan, minum), kebutuhan akan cinta, penghargaan, jaminan dari bahaya.

Makin besar jarak antara kebutuhan dan keinginan manusia dengan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan itu, ia akan merasa makin kurang bahagia. Keadaan ini disebut mengalami ketidakmampuan atau kekurangan dalam penyesuaian diri. Manusia yang berhasil memenuhi kebutuhan-kebutuhannya disebut  manusia ynag berkepribadian seimbang atau memiliki “mental yang sehat”
Pemeriksaan yang tepat waktu dan diagnosis yang akurat/teliti dapat memberikan dasar untuk intervensi yang efektif sebelum penyimpangan awal berkembang menjadi suatu pola maladaptif yang menetap.

Dengan berkembangnya pengetahuan tentang kesehatan jiwa pada Batita (bawah tiga tahun), Balita (bawah lima tahun), remaja, orang dewasa serta para usia lanjut dikalangan professional yang bergerak dibidang yang berhubungan dengan di atas tadi, maka diharapkan baik fisik maupun jiwa mereka akan dapat terlindungi dari berbagai hal yang mengganggu dan dapat berkembang dengan optimal.
Oleh sebab itu, kondisi perkembangan anak usia 0 – 3 tahun merupakan dasar dari perkembangan anak selanjutmya, maka fase ini merupakan fase dasar, sehingga bila dasar ini tidak dibangun dengan kokoh maka bangunan  di atasnya akan mudah runtuh bila ada goncangan.

Apa yang dimaksud dengan kesehatan jiwa? Sebagai bidang yang masih terus berekspansi dan mengembangkan diri, kesehatan jiwa memfokuskan perhatiannya pada kesehatan emosional dan sosial dari anak usia 0 – 3 tahun dan pengasuhnya serta berbagai keadaan dimana pengasuh itu berada.
Kesehatan Jiwa lebih memfokuskan pada hubungan “timbal balik” (relationship), yaitu sistem hubungan yang aktif dan perlu mendapat perhatian lebih yaitu sejak bayi baru lahir atau pada Batita, dimana hasil perkembangan muncul dari karakteristik anak itu sendiri, hubungan antara orang tua-anak tersebut berada, serta lingkunan sekitar anak.
Pandangan terhadap kesehatan jiwa Batita, orang tua sangat berperan aktif dalam proses tumbuh kembang anak sesuai sifat dasar (nature) dan pengasuhan (nurture).
Intisari hubungan pengasuh dan anak dikatakan dimana bayi tidak dapat hidup sendiri, namun merupakan bagian penting dari suatu hubungan timbal balik (relationship) dengan pengasuhnya.

Dalam Kesehatan Jiwa Batita, perkembangan fisik, kognitif dan sosial juga harus diperhatikan dengan cara memberi kesempatan kepada anak untuk menguasai tugas-tugas emosi primer dari masa kanak-kanak awal tanpa gangguan yang serius/berbahaya dalam kehidupannya. Karena anak tumbuh dalam suatu konteks lingkungan pengasuhan, kesehatan jiwa Batita terlibat dalam keseimbangan psikologik dari sistem anak – keluarga. Bidang Kesehatan Jiwa merupakan bidang yang multi disiplin.
                       
Kesimpulan:
  1. Memenuhi kebutuhan dasar, seperti: bernafas, makan – minum, iklim, perlindungan tubuh terhadap sekelilingnya, tidur dan istirahat
  2. Lingkungan sosial – kultural – spiritual – harus bergaul seumur hidup dalam usaha pemenuhan kebutuhan serta bertindak bijaksana tidak mengganggu kehidupan orang lain malahan sedapat mungkin bisa menolong orang lain.
  3. Pengambil keputusan → membentuk fungsi kepribadian
  4. Mekanisme penyesuaian diri (defence mechanism)

Meudiraf Consulting
dr. Tjut Meura Salma Oebit, SpKJ
IG: meudiraf_consulting
Email: tmeura.edi@gmail.com
Mobile: +62 821 2251 4084


Komentar