AYAH BUNDA MENGAPA KAMI DIPEREBUTKAN?



Aku dan adik bersaudara kandung dari orang tua yang sama. Sejak kecil kami mempunyai kebiasaan berkumpul bersama. Sesibuk apapun, ayah bunda selalu memprioritaskan kami anak-anaknya.

happy family
Tetapi pada suatu hari, aku mendengar suara ayah dengan nada tinggi bertengkar dengan bunda, dan kemudian terdengar suara isak bunda. Ketika itu pikiranku ingin masuk ke kamar untuk membela ibu, namun keinginanku itu hanya sebatas maksud hati. Saat itu usiaku baru menginjak 6 tahun, sedangkan adik cewek berusia 3 tahun. Sejak saat itu aku sering mendengar pertengkaran antara ayah dengan bunda. Entah apa yang mereka ributkan.

Beberapa bulan kemudian, aku dan adik dibawa oleh ayah untuk tinggal berdekatan dengan rumah kakek-nenek. Aku sedih karena kami hidup terpisah dengan bunda. Aku dan adik sering menangis berpelukan, rindu pelukan dan ciuman bunda, namun semuanya hampa. Aku melihat banyak sikap ayah yang berubah - tidak seperti dulu. Ayah lebih mudah marah dan emosi.

boy sad student at school
Bila aku dan adik berangkat sekolah, maka keadaan inilah yang paling membahagiakan, karena bisa bertemu bunda setelah pulang sekolah dengan pelukan dan cimannya. Jika bunda tidak sibuk, ia selalu mampir ke sekolah kami. Saat itulah kesempatan kami berkumpul dengan bunda sambil mengobrol menuangkan perasaan rindu dan kangen kami kepada bunda. Pulang sekolah kami diantar oleh bunda, tetapi idak sampai rumah. Bilamana bunda tidak hadir, maka kami diantar oleh gojek langganan.

Suatu hari aku bertanya pada bunda, mengapa kami harus tinggal bersama ayah? Bunda hanya menjawab "belum saatnya nak, bunda masih berjuang mendapatkan kalian", kulihat wajah bunda yang sendu.
Selama dua tahun bunda berusaha keras untuk mendapatkan hak asuhnya sebagai ibu bagi anak-anaknya yang masih kecil. Namun satu saat, entah bagaimana, bunda akhirnya bertemu dengan seorang profesional kedokteran jiwa dari Meudiraf Consulting yang membantu bunda menyelesaikan secara kejiwaan sehingga akhirnya bunda dapat memenangkan dan mendapatkan hak asuh kamu berdua, dan akhirnya kami bisa berkumpul kembali bersama ibu.
Terima kasih Meudiraf Consulting.



Meudiraf Consulting
dr. Tjut Meura Salma Oebit, SpKJ
IG: meudiraf_consulting
Email: tmeura.edi@gmail.com

Mobile: +62 821 2251 4084

Komentar